Évariste Galois (baca:
Evarist Galwa) dilahirkan pada
tanggal 25 Oktober 1811 di Bourg-la-Reine, sebuah daerah pinggiran selatan kota Paris. Ia berasal dari keluarga terpelajar. Ayahnya, Nicolas-Gabriel Galois, memiliki kepahaman filsafat dan studi klasik; di
kemudian hari sempat terpilih menjadi
walikota. Adapun ibunya Adelaide-Marie
berasal dari keluarga praktisi ilmu
hukum.
Melengkapi keluarga ini adalah
saudara laki-laki bernama Alfred, serta saudara
perempuan Nathalie-Theodore.
Hal yang menarik bahwa, biarpun orangtuanya terpelajar, Évariste tidak didaftarkan sekolah
sampai umur 12. Adelaide-Marie lebih
suka mendidik anaknya secara langsung di
rumah, dan dialah yang mengajari Évariste
kurikulum pendidikan dasar. Mulai dari
baca-tulis, sastra klasik, filsafat,
hingga aritmatika. Sebagai tambahan adalah pendidikan agama Kristen yang mereka
anut.
Boleh dibilang bahwa kultur terpelajar ini membentuk kecenderungan
Évariste pada dunia ilmu. Dan memang dia
mempunyai bakat, terutama di bidang matematika. Ia dikabarkan telah membaca dan
mampu memahami karya matematikawan terkenal Legendre dan Lagrange di usia 15.
Hal yang menari sebab di keluarganya tak ada yang mendalami matematika. Memasuki usia 12 Évariste (selanjutnya kita
sebut “Galois”) mendaftar masuk sekolah asrama
bergengsi Lycée Louis-le-Grand. Dua tahun pertama ia lewati dengan
lancer Tahun terakhir Galois di Louis-le-Grand mulai mendalami matematika
tingkat lanjut, bahkan hingga mengirim
tulisan ke jurnal akademik. Galois telah mencoba mengirim manuskrip kepada
Akademi Sains Prancis. Ini adalah formulasi awal dari Teori Galois teori yang
menjelaskan tentang solusi polinomial orde-5.
Hikmah
yang bisa diambil
1. Kita harus terus berusaha untuk mencapai
keberhasilan.
2. Kita harus mau dan mampu melakukan
pembuktian-pembuktian tentang fenomena
alam sekitar yang merupakan bukti kekuasaan Tuhan melalui keilmuan yang diketahui manusia.
Wah, saya malah baru tahu dengan tokoh ini. Makasih pencerahannya
ReplyDelete