Jakarta --- Kasus
tawuran mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan, yang menelan seorang korban
jiwa pada akhir pekan lalu, merupakan kejadian yang tidak bisa ditolerir lagi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan, Kemdikbud bertekad
untuk
menghentikan segala bentuk tindakan kekerasan di lingkungan kampus dengan
cara apapun, mulai dari pencegahan hingga pemberian sanksi.
"Kami di
kementerian membaca (kejadian ini) sudah sinyal merah, tidak bisa ditolerir.
Ditambah lagi ada rentetan ditemukan senjata, ganja, minuman keras," ujar
Mendikbud di hadapan rektor perguruan tinggi negeri dan Koordinasi Perguruan
Tinggi Swasta (Kopertis) se-Indonesia, saat pertemuan di Gedung D Kemdikbud,
Senin (15/10) sore. Karena itu Mendikbud mengucapkan terima kasih atas
kehadiran mereka, meski undangan datang mendadak setelah ia melakukan tinjauan
lapangan ke Makassar, Jumat lalu.
Menteri Nuh
menceritakan pengalamannya saat mengunjungi rumah Haryanto, mahasiswa Fakultas
Teknik Universitas Negeri Makassar (UNM), yang menjadi korban tawuran mahasiswa
yang terjadi pada Kamis lalu. "Kebetulan orang tuanya seorang petani,
punya tujuh anak. Korban adalah anak ke-4, sedang di semester akhir. Harapannya
luar biasa bagi keluarga tersebut,” tuturnya.
Menteri Nuh
mengatakan, perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan terakhir, dan
memiliki tugas yang luar
biasa. Perguruan tinggi harus bisa menambah dan menyempurnakan
kekurangan yang dihasilkan jenjang pendidikan sebelumnya, untuk mempersiapkan
mahasiswa terjun ke masyarakat. Karena itu harapan masyarakat terhadap
perguruan tinggi juga luar biasa. "Berat memang, tapi insyaallah akan
membawa kemuliaan bagi kita," katanya.
Usai sambutan, dialog
antara Mendikbud dengan para rektor pun dimulai, dipandu Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso. Pertemuan kemudian ditutup dengan pembacaan Deklarasi Pimpinan
Perguruan Tinggi Negeri dan Koordinator Kopertis tentang "Anti
Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi", yang dibacakan Rektor Institut
Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto, dan Koordinator Kopertis Wilayah II,
Diah Natalisa. (DM)
Postingan
disalin langsung dari laman Kemendiknas selengkapnya
baca di : Kemendiknas
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, tapi hindari spam ya...
Pastikan URL Anda tidak broken sebab penulis akan selalu mengunjungi Anda.
Terima kasih atas saran dan kritik Anda