Jambi --- Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menyatakan bahwa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) belum akan ditambah. "Kita akan membenahi yang ada dan memperbaiki sistem penerimaan murid barunya, supaya betul-betul bukan karena kemampuan ekonominya, melainkan memiliki kemampuan akademik yang baik," kata Fasli di tengah kunjungan kerjanya ke Provinsi Jambi, Senin (25/7).
Tidak sedikit RSBI yang dibebaskan pembiayaannya, selain karena dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota pun banyak yang memberikan sokongan yang meringankan biaya penyelenggaraan RSBI. "Jika harus memungut biaya, harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga dan diputuskan secara demokratis dengan Komite Sekolah," ujarnya.
Pengawasan penyelenggaraan RSBI ini pun, kata Fasli, harus melibatkan Dinas Pendidikan dan DPRD, karena keduanya merupakan poros daerah dalam melaksanakan pembangunan wilayahnya.
Mengenai kualitasnya, RSBI memang suatu rintisan sekolah menuju tingkatan SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Karenanya percepatan dan kecepatan masing-masing sekolah sangat berbeda. "Tergantung kondisi lapangan, kondisi awal, tapi sekolah mana yang memiliki percepatan yang baik akan dapat menyalip sekolah lainnya menuju SBI," ujar Fasli.
Fasli menjelaskan,"Upaya percepatan tersebut kita dukung, kita latih guru, kita tingkatkan sarana-prasarana, kita naikkan kesejahteraan gurunya, dan juga kita upayakan agar buku serta proses pembelajarannya yang terbaik."
Saat ini persentase sekolah RSBI 0,65%, dan SBI masih nihil. Persentase terbesar saat ini ada di Sekolah Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 50, 39%, kemudian sekolah yang belum memenuhi SPM sebesar 41,31%, dan Sekolah Standar Nasional ( SSN ) 10,15%. (yoggi)
Sumber : Kemendiknas
info yang bagus...RSBI bukan hanya untuk yg kaya harta doang...tapi juga yg kaya otaknya...semangat selalu gan..ditunggu komentarnya dicilembu
ReplyDelete