Masih terngiang dalam ingatan ketika penulis mengikuti acara perpisahan
di suatu sekolah SD swasta. Disana pimpinan sekolah mengatakan bahwa saat ini,
kejujuran sulit di dapat.Betapa mahalnya kejujuran ini
,pimpinan sekolah
tersebut mengingatkan kepada anak didiknya yang masih usia Sekolah Dasar untuk
selalu jujur.Kita patut mengacungkan jempol ajakan pimipinan sekolah tersebut, bahwa Nilai Kejujuran harus dibawa dan
dilaksanakan dalam setiap sendi kehidupan.Kunci sukses adalah Jujur dan disiplin.Nilai
Kejujuran mutlak harus dipegang teguh
oleh setian insan.
Lalu bagaimana fenomena “Copy- Paste” yang saat ini marak di kalangan
pelajar.
Nah berikut ini adalah opini saudara Mega Puspita yang penulis Copy-Paste
dari edukasi.kompas.com sabtu 15 Juni 20113 yang sangat menarik untuk kita simak dan kita renungkan.
Berikut petikannya….
Tindakakan copy dan paste kini
semakin marak di kalangan pelajar. Kegiatan menyalin dan menempel atau biasa
disebut “menjiplak” ini merupakan hal yang seharusnya dijauhkan dari para
generasi muda. Jika kita berbicara tentang computer, copy - paste merupakan hal
yang wajar. Namun, jika kita berbicara tentang sekolah, maka copy paste
merupakan hal berbahaya yang dapat merusak para pelajar, karena yang kita
bicarakan kali ini bukanlah copy - paste dalam hal teknologi tapi dalam hal
pendidikan.
Mungkin
kita dapat membuktikan fenomena itu dalam Ulangan Akhir Semester yang baru
selesai beberapa hari lalu. Sebagaian siswa yang memiliki kemampuan dibawah
rata - rata atau tidak menonjol dalam prestasi dibidang akademis lebih memilih
untuk menjiplak hasil pekerjaan temannya yang memiliki kemampuan lebih. Dengan
mudah mereka mengandalkan temannya ketika Ulangan tanpa ada rasa menyesal atau
malu sedikitpun. Dengan fasilitas yang ada, mereka memanfaatkannya semaksimal
mungkin. Seperti melalui BBM (Blackberry Messenger), SMS, bluetooth yang berisi
foto lembar jawaban atau melalui jejaring social lainnya. Tak jarang mereka
akan berbisik langsung kepada temannya atau melemparkan kertas yang berisi
pesan tanpa memiliki rasa takut terhadap guru penjaga sedikitpun. Mereka
melakukan itu semua tanpa menyadari bahwa mereka sendirilah yang akan rugi
kelak.
Sebagaian
orang mungkin menganggap bahwa tindakan plagiat dikalangan pelajar merupakan
hal yang wajar dan lumrah. Tapi ingat, jika kita tengok lebih lanjut, tak hanya
plagiator yang mengalami kerugian, tapi juga korban plagiator atau siswa -
siswa yang memberi contekan.”Kenapa mereka memberikan jawaban? Itu kesalahan
mereka sendiri!” Itulah kalimat yang sering terdengar ketika seseorang
membicarakan kasus ini. Namun kita tak boleh menyalahkan siswa pemberi jawaban,
karena mereka melakukan ini semua untuk menjaga hubungan pertemanan mereka.
Siswa yang tak bersedia membagi jawaban mereka akan dianggap sebagai teman
pelit dan lambat laun mereka akan dijauhi oleh teman - temannya.
Tak
hanya itu, pada beberapa kasus, siswa pemberi contekan yang notabene adalah
anak cerdas dan berprestasi kadang justru mendapat nilai rapot yang lebih
rendah dibanding temannya yang merupakan plagiator jawaban. Alasannya tak lain
adalah karena siswa tersebut mengerjakan soal - soal ulangan secara mandiri.
Tak seperti para plagiator jawaban yang memperoleh jawaban itu dari berbagai
sumber, entah itu dari buku contekan atau jawaban dari teman - temannya di
berbagai kelas. Rupanya tindakan copy - paste dikalangan pelajar kini
memprihatinkan, apalagi jika kita melihat Sarjana dari sebuah Universitas yang
ternyata adalah Sarjana copy - paste. Apa jadinya negara kelak?
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, tapi hindari spam ya...
Pastikan URL Anda tidak broken sebab penulis akan selalu mengunjungi Anda.
Terima kasih atas saran dan kritik Anda