Hangatnya perdebeatan "full day school"
atau sekolah sehari penuh di berbaagai media online seperti facebook, whatsapp,
forum online, dan petisi online. Memicu perhatian khusus terhadap pemerintah,
terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Berikut surat elektronik resmi
Mendikbud Muhadjir Effendy yang
penulis kutif dai http://www.infoptk.com/
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera,
Saya mengikuti perkembangan diskusi
dan percakapan di pelbagai media sosial, media cetak hingga elektronik terkait
gagasan untuk menambah jam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Saya sangat
berterimakasih kepada banyak pihak yang nyata-nyata memiliki kepedulian guna
perbaikan dunia pendidikan kita. Saya juga menghargai petisi "Tolak
Pendidikan Full Day School atau sehari penuh di Indonesia" yang digulirkan
Sdr. Deddy Mahyarto Kresnoputro yang telah mencapai 41 ribu lebih pendukung.
Saya percaya, pelibatan partisipasi
publik dalam perdebatan sebuah gagasan mutlak diperlukan. Dengan begitu, upaya
kita bersama membangun budaya demokrasi dalam proses bernegara dan berbangsa
akan terus mendapat suntikan energi menuju tahap yang lebih dewasa. Dalam
semangat dan perspektif inilah saya sangat membuka diri dan menghargai pelbagai
sumbangsih pemikiran, masukan bahkan kritikan sebagai tanggapan yang ditujukan
kepada saya dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Saya sangat menyadari persepsi dan
pemahaman publik terhadap istilah full day school (FDS) cukup beragam sesuai
perspektif dan pengalaman banyak pihak. Sejak awal saya tekankan bahwa FDS yang
dimaksud adalah penambahan jam kegiatan ekstrakulikuler usai jam pelajaran
pokok di sekolah.
Gagasan ini justru menghindari
penambahan beban mata pelajaran di sekolah yang selama ini sangat memberatkan
anak-anak kita. Yang perlu sama-sama kita pahami, gagasan semacam ini bukanlah
baru. Bahkan sudah banyak institusi pendidikan maupun yayasan yang
mempraktikkan model FDS ini.
Saya pun tidak menutup mata mengenai
perbedaan geografis dan karakter masyarakat yang beragam sehingga berdampak
pada tingkat efektivitas praktik FDS. Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla telah
memberi arahan agar gagasan FDS jika sudah dirumuskan secara komprehensif
diterapkan secara terbatas dahulu sebagai percontohan.
Prinsipnya, pendidikan haruslah
sejalan dan sebangun dengan kepentingan memerdekakan, memanusiakan, dan
menggembirakan peserta didik. Muatan ekstrakurikuler usai jam pelajaran di
sekolah diarahkan untuk membangun karakter peserta didik melalui beragam
kegiatan sesuai minat dan bakat seperti olah raga, kreativitas seni, belajar
sastra, latihan kepemimpinan, dan pendidikan kerohanian.
Saya sependapat bahwa peran sekolah
tidak boleh didistorsi menjadi pemasung imajinasi dan pembunuh kreativitas
anak-anak kita. Semangat ini sejiwa dengan komitmen Nawacita Presiden Jokowi,
proporsi terbesar muatan pendidikan di tingkat sekolah dasar dan menengah
pertama adalah pembentukan karakter. Ini adalah fondasi membangun karakter
manusia Indonesia yang patriotik, berintegritas, menghargai kebinekaan, pekerja
keras, dan berdaya saing tangguh.
Perlu digarisbawahi, tidak ada
pikiran untuk meminggirkan keberadaan institusi-institusi pendidikan sosial dan
keagaman maupun wadah pengembangan kreativitas seni dan budaya di luar
lingkungan sekolah. Justru keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung
kepada kualitas hubungan dan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Pendampingan dan pengawasan secara simultan dari ketiga unsur
tersebut akan melindungi anak-anak kita dari pengaruh-pengaruh buruk.
Saya beserta jajaran Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan membuka diri terhadap segala masukan konstruktif dan koreksi
demi perbaikan sistem dan tata kelola pendidikan di Indonesia. Kami akan
senantiasa mendengar, membuka mata, dan terus mengkaji gagasan yang ditawarkan
sesuai pengalaman maupun contoh-contoh guna memperbaiki dan memajukan kualitas
sumber daya manusia Indonesia.
Saya percaya, akan selalu ada solusi
atau jalan tengah dalam proses dialog mencari titik temu dari satu gagasan yang
diperbincangkan secara sehat. Kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu
membenahi dunia pendidikan, jalan masa depan untuk anak-anak kita.
Terima kasih banyak atas kepedulian
saudara. Semoga Tuhan memberkati niat mulia kita untuk membenahi dunia
pendidikan Indonesia.
Jakarta, 13 Agustus 2016
Muhadjir Effendy
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, tapi hindari spam ya...
Pastikan URL Anda tidak broken sebab penulis akan selalu mengunjungi Anda.
Terima kasih atas saran dan kritik Anda