Memperingati Kebangkitan Nasinal Bangsa Indonesia ini , ada baiknya penulis turunkan tulisan Ki Supriyoko seorang Pamong Taman Siswa.
Menurut penulis ( Blog ini ) tulisan ini sanggat menggugah perasaan , khususnya kalangan pendidik atau pemerhati pendidikan, dan mestinya juga… kita semua.
Nah mari kita simak bersama.
SEKOLAH GRATIS
Sekarang ini, pemerintah sedang gencar menyosialisasikan pendidikan gratis..ya Pendidikan Gratis.Sampai-sampai Mendiknas Bambang Sudibyo harus terjun langsung.Program ini banyak membantu masyarakat, terutama kelompok miskin, namun ternyata menurut Ki Supriyoko ada ” Hantu Besar ” di balik itu.
Program ini berpotensi menurunkan kualitas pendidikan.Padahal, kualitas pendidikan kita saat ini belum mapan.
SISWA SUKA MENCONTEK
Kalau kita mengadakan introspeksi, menurut Ki Supriyono,...memang ada sesuatu yang janggal.Kita suka geger kalau rangking mutu perguruan tinggi kita rendah.Kita ribut kalau siswa SMA, SMP, dan SD kita gagal di forum olimpiade.Tetapi kita tidak pernah ribut kalau siswa kita suka menyontek, guru tidak mengajar dengan kasih sayang atau dosen kita tidak mendidik dengan ikhlas, dan sebagainya
KONSEP PENDIDIKAN DI INDONESIA
Ki Supriyoko mengajak kembali ke pendidikan Indonesia , pendidikan konsepsi Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.Pendidikan itu harus berlangsung dalam suasana keluarga dengan pendidik sebagai orang tua dan anak didik sebagai anak.
Pendidikan dilaksanakan dengan rasa kasih sayang (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere).Moral pendidik bukanlah pegawai pemerintah atau yayasan, tetapi orang tua yang mengasuh anaknya.
RASA KASIH SAYANG
Pendidikan dilaksanakan dengan rasa kasih sayang (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere) itulah yang mestinya kita ributkan atau kita gegerkan karena saat ini sudah mulai hilang.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang dilaksanakan dengan penuh kasih sayang, (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere) ini disebut system among.Selanjutnya pendidik yang bias memerankan fungsinya secara baik disebut dengan pamong.
FUNGSI DAN PERAN GURU
Guru atau dosen tidak dibatasi waktu dan tempat dalam mendidik siswa sebagaimana orang tua mendidik anaknya.Pagi hari, siang hari, sore hari, petang hari, bahkan malam hari pun, seorang guru dan dosen harus ikhlas memberi bimbingan kepada siswa.Demikian pula dengan pendidikannya tidak dibatasi di ruang-ruang kelas, tetapi dimana saja seorang guru harus sanggup berperan.Hal seperti inilah yang menghilang dari sistem pendidikan nasional kita.
REFLEKSI
Menerapkan sistem perankingan perguruan tinggi dan sekolah menurut Teori Barat kiranya penting, namun kasih sayang, (love), keikhlasan ( sincerely ) , kejujuran (honestry), keagamaan (spiritual), dan suasana kekeluargaan (family atmosphere) dalam pendidikan jauh lebih penting.
Sudah saatnya kita kembali ke pendidikan Indonesia.
Bagaimana menurut pembaca, masih adakah guru atau dosen ideal saat ini ?
Silahkan menanggapi...
Sumber : Jawa Pos, Jum’t 15 Mei 2009
Untuk menjadi JK dengan 300M, butuh berapa lama bagi guru PNS untuk mengabdi?
ReplyDeletejadi inget temen bule ana dia bilang "kenapaya di negara kamu aktivitas yang menggunakan otak sama sekali tidak di hargai secara financial, padahal di negara kami propesi guru,dosen,pengacara dan aktivitas lain yang menggunakan otak dihargai lebih tinggi dan terhormat daripada aktipitas lainnya" ana sendiri jadi malu bangkit para pendidin samoga tetep fantastic
ReplyDeletekalo menurut aquhhh, tenaga pendidik yang ideal ada pak, tapi g tau prosentase na ada brp...
ReplyDeletekita ngajar banyak yg g pake hati, sering kita ngajar hanya pake otak...
jadi na, output hanya untuk ngakali orang saja..
wah kl itu mah urusan na org yang menyertifikasi guru pak...
ReplyDeletekl ada guru yg dpet sertifikasi guru, brarti ada guru yang ideal....
tapi g tau sertifikasi guru apaan...
he he he...
Guru memang harus siap melayani siswa, baik melalui tatap muka di kelas, di lingkungan sekolah, di rumah, bahkan melalui email, maupun online...
ReplyDeleteNgomongin pendidikan di Indoesia ikut pusing. Beda banget sama jaman kita kecil dulu ya. Skrg anak mo UAN, ortupun ikut stress.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletetak byk hal yg sy tau ttg sistem pendidikan kita. tp sy rasa, sistem pendidikan kita jgn terlalu sering digonta-ganti. pilih aja slh satunya, lalu jalankan dgn bertanggung jawab dan sebaik2nya. tentu, byk yg kurang, tapi bukankah lbh byk yg positif?
ReplyDelete@Terima Kasih..Atas Saran dan Komentar Anda
ReplyDeleteSekolah Gratis Memang Harus tetapi Yang Utama Adalah Kualitasnya yang perlu ditingkatkan
Salam Sukses Untuk Semua
Menarik sekali artikel ini...
ReplyDeleteUntuk poin PENDIDIKAN GRATIS, memang menurut saya ada kecenderungan penurunan mutu pendidikan, kalau kampanye sekolah gratis dimasukan dalam agenda politik, dan juga kalau ternyata definisi pemerintah tentang sekolah gratis ini, juga berarti efisiensi budget pemerintah dalam bidang pendidikan yang "katanya" meningkat.
Untuk poin SISWA SUKA MENCONTEK...
Saya setuju... Namun yang terjadi belakangan dalam UN, beberapa oknum guru yang justru memberikan contekan kepada siswa.
Parahnya lagi, mungkin salah satu tujan tindakan ini adalah hanya untuk "menaikkan" prestasi dan "gengsi" sekolah, sedangkan kelulusan siswa dalam UN, hanya sebagai "efek samping"...
Untuk poin KONSEP PENDIDIKAN DI INDONESIA, RASA KASIH SAYANG, FUNGSI DAN PERAN GURU, saya sangat setuju.
Namun sayangnya yang terjadi belakangan ini adalah sebaliknya, banyak kekerasan yang justru ditunjukkan dan mungkin dipakai oleh beberapa oknum guru sebagai salah satu "metode" dalam mendidik para siswa.
Untuk poin REFLEKSI, saya 100% setuju.
Demikian pendapat singkat saya...
Majulah pendidikan Indonesia, karena menurut saya, pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang akan sangat menentukan nasib bangsa ini dimasa yang akan datang.
Terima kasih... Sukses Selalu :)
Saya setuju dengan komentarnya Mas Syahru. Semoga suatu saat pekerja pendidik akan lebih baik lagi.
ReplyDeleteSaya yakin masih ada guru yang ideal, bagi yang suka nonton saya salut dengan guru Yankumi yang ada dalam film serial jepang berjudul Gokusen :)
ReplyDeletetentu masih walau itu sulit... tulisan anda bagus sekali pak, mudah2an memacu semangat para guru dan dosen menjadi yg lebih... keep share... Tinggalkan jejakmu disini dan berikan komentar terbaikmu untuk ku
ReplyDeleteMenurutku : masih banyak koq yg idealisne terpelihara...kadang juga campur dgn hedonis sedikit lah...kan wajar, manusia!
ReplyDeleteKlo ada yg totally hedonist itu yg oknum...
Salam kenal bro...!
yaaah semoga dengan dinaikkannya insntif guru, berkaitan juga dengan apresiasi guru terhadap pendidikan dan terutama pendidikan moral...
ReplyDeleteHallo kawan, apa kabar? Tapi ngomong-ngomong masalah kecerdasan itu pasti penting. Tapi menurut saya lebih penting lagi adalah bagaimana agar kita bisa mengelolanya dengan cerdik. Karena kadang kepintaran otak (IQ)( kalau tidak diimbangi kecerdasan emosi (EQ)tidak menjamin kesuksesan hidup.
ReplyDeletesekolah gratis dimana mana...
ReplyDeletesekolah gratis dimana mana...
membantu banyak rakyat...
masa depan jadi cerah...
kualitas harus mendukung...
gurunyapun harus mendukung...
karna itu jangan berbuat hal curang...
karna sudah dapat sekolah gratis...
seperti mencotek saat ulangan...
dan juga berilah kasih sayang pada para murid...
hehe...sambil...nyanyi
dateng kedunia game juga yaa di
http://nefthedragoncurse.blogspot.com/
coba ajahh