Jakarta - Indonesia merupakan negara besar,
dengan jumlah penduduk yang besar pula. Apalagi dengan adanya bonus demografi, akan tersedia sumber
daya manusia (SDM) di usia produktif dengan jumlah besar. Hal ini
merupakan kelebihan Indonesia
dibanding negara lain. Karena itu Kemdikbud sedang melakukan persiapan SDM yang
merupakan agenda penting. Demikian yang dikatakan Inspektur Jenderal (Irjen)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) saat membuka Forum Wartawan
Pendidikan (Fortadik) di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, (15/6).
Sekitar 30
wartawan yang tergabung dalam Fortadik akan mengikuti beberapa sesi diskusi bertema
"Kebijakan Kemdikbud dalam Mengelola Bonus Demografi untuk Mewujudkan
Generasi Emas Indonesia".
Bonus demografi adalah puncak tercapainya
jumlah usia produktif penduduk Indonesia
dalam jumlah yang besar. Bonus demografi ini diperoleh antara tahun 2020-2035.
Dalam periode ini, diperkirakan penduduk usia produktif dalam jumlah besar akan
lebih berkualitas karena lebih
banyak tenaga terlatih, dengan asumsi tingkat pendidikan harus lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi modal dasar bagi peningkatan produktivitas ekonomi dan pengembangan pasar domestik.
"Indonesia
merupakan negara dengan posisi strategis dan penting sejak lama. Energi penting yang
kita miliki adalah migas. Dan Indonesia mengandung migas yang besar,"
jelas Haryono. Karena itu dibutuhkan SDM yang mumpuni untuk bisa mengeksplor semua potensi alam
yang dimiliki Indonesia. SDM Indonesia akan menjadi modal utama kemajuan bangsa,
dengan catatan, pendidikan bermutu bisa merata di
berbagai wilayah Indonesia.
Haryono mengatakan,
saat ini tenaga kerja di Indonesia didominasi lulusan SD dan SMP. Sementara
banyak pekerja asing dengan pendidikan lebih baik yang masuk ke Indonesia.
Karena itu Kemdikbud bertekad akan melakukan investasi besar-besaran untuk menyiapkan
generasi yang hebat. "Kita tidak
ingin disebut sebagai negara yang gagal," tegasnya.
Selain memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi, generasi bangsa
juga harus memiliki integritas dan berkarakter.
"Oleh karena itu mulai tahun ajaran ini pendidikan karakter akan
diimplementasikan di sekolah," ujar Haryono. Upaya untuk melakukan investasi SDM dalam menyiapan generasi emas
itu tertuang dalam grand design, dan diterapkan dalam berbagai aksi, di semua
jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
(PAUDNI), hingga perguruan tinggi.
"Harapannya,
jangan sampai ada anak yang tidak sekolah hanya karena alasan ekonomi. Karena
itu agar tujuan ini tercapai, perlu dukungan semua pihak," kata mantan
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini. Haryono menjelaskan, selain
lembaga pendidikan, peranan keluarga dan publik/masyarakat juga penting dalam
mendukung majunya dunia pendidikan.
(DM)
Sumber : Kemendiknas
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, tapi hindari spam ya...
Pastikan URL Anda tidak broken sebab penulis akan selalu mengunjungi Anda.
Terima kasih atas saran dan kritik Anda