Jakarta – Dalam jumpa pers
usai rapat kabinet terbatas bidang pendidikan di kantor Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, (31/7), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjawab pertanyaan
seorang wartawan tentang tingginya biaya pendidikan. Presiden
mengatakan, falsafah biaya pendidikan yang harus diterapkan adalah membebaskan
mereka yang tidak mampu dari biaya pendidikan. Sementara mereka yang memiliki
kemampuan ekonomi, harus bisa berkontribusi agar pendidikan bisa terus tumbuh
dan berkembang dengan baik.
Presiden
menjelaskan,
pemerintah juga terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat.
Namun upaya tersebut tetap harus memerhatikan kemampuan anggaran negara.
“Seperti wajib belajar sembilan tahun, banyak komponen yang ditanggung negara.
Ketika ingin ditingkatkan lagi, harus dilihat kemampuan anggaran,” ujarnya.
Ia
melanjutkan, saat ini anggaran pendidikan merupakan anggaran tertinggi dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), yaitu mencapai 20%. “Dari 20%
tersebut, sebesar 35% untuk pusat, sisanya 65% ke daerah. Sementara 35% untuk
pusat itu dibagi lagi untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, dan kementerian lain,” tutur presiden di hadapan puluhan wartawan.
Presiden
SBY juga menanggapi positif
rencana Mendikbud untuk menjalankan program Pendidikan Menengah Universal
(PMU). “Dengan catatan, wajib belajar sembilan tahun telah terlaksana dengan
baik,” tegasnya. Karena itu ia berharap, kehadiran para menteri serta
gubernur-gubernur dalam rapat terbatas kabinet di bidang pendidikan ini bisa
dijadikan peluang untuk bersinergi dalam menjalankan aksi dan program
pendidikan, serta menemukan solusi
atas masalah dan hambatan yang ada. (DM)
Sumber
: Kemendiknas
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, tapi hindari spam ya...
Pastikan URL Anda tidak broken sebab penulis akan selalu mengunjungi Anda.
Terima kasih atas saran dan kritik Anda