Jakarta --- Perubahan kurikulum
adalah pekerjaan besar. Berubahnya kurikulum akan merubah empat aspek yang
terkait di dalamnya, yaitu standar isi, standar proses, standar kelulusan, dan
standar penilaian. Setelah berubah pun,
kurikulum bukanlah hanya sebagai
pajangan, tapi harus diterjemahkan lagi dalam buku pengantar pelajaran yang
akan disampaikan ke siswa. Tentang standar lulusan, perubahan akan tergambar
dari soft skill dan hard skill yang diterjemahkan sebagai kompetensi para
lulusan. Kedua kompetensi tersebut harus dinaikkan dan diseimbangkan dengan
melibatkan tiga domain, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Dari sisi isi, ada
kedudukan mata pelajaran dan pendekatannya. Kalau sekarang kompetensi itu
diturunkan dari mata pelajaran, ke depan akan berubah menjadi mata pelajaran
yang dikembangkan dari kompetensi. “Jadi mata pelajaran itu kendaraan saja.
Kalau mau nyebrang lautan ya pakai kapal. Naik gunung pakai sepeda gunung,”
kata Mendikbud M. Nuh, Selasa (13/11) di ruang kerjanya.
Untuk standar proses,
semula proses terpaku pada eksplorasi,
terfokus. Sedang di kurikulum yang baru siswa menjadi lebih aktif dalam
observasi. Dan untuk standar penilaian, akan dilakukan dengan berbasis
kompetensi. Salah satu pendukung kompetensi itu adalah ekstrakulikuler Pramuka
yang wajib diikuti semua siswa. Karena dalam pramuka terdapat leadership, kerja sama,
keberanian, dan solidaritas.
Pendekatan kurikulum
yang paling kritikal dan krusial berada pada pendidikan dasar SD dan SMP.
Karena jika pendidikan di SD bagus, ke belakangnya juga akan bagus. Dan untuk
SD-SMP digunakan pendekatan tematik integratif dalam semua mata pelajaran.
Konsep ini merupakan metode pembelajaran yang didasarkan atas tema-tema. Dalam
satu tema yang diangkat akan merambah ke mata pelajaran lain. “Misalkan
pelajaran Bahasa Indonesia, guru mengambil tema sungai. Ada pendekatan
observasi seperti apa sungai, apa isinya, kenapa bisa mengalir, dan sebagainya.
Semua pendekatan tersebut akan mengarah kepada semua mata pelajaran. Baik
bahasa indonesia, sains, agama, dan matematika,” jelas Menteri Nuh.
Ada enam mata
pelajaran yang akan diajarkan di SD. Yaitu Bahasa Indonesia, PPKn, Agama,
Matematika, dan muatan lokal yang dibagi dua: prakarya dan pendidikan jasmani
dan olahraga kesehatan. Dalam enam mata pelajar yang terintegrasi secra
tematik ini, siswa tidak perlu lagi membawa puuluhan buku ke sekolah setiap
harinya. Ada integrasi pembelajaran di dalamnya. Dan dengan perubahan kurikulum
ini pula, siswa tidak terkungkung di dalam kelas ataupun laboratorium. Setiap
apa yang dilihatnya akan menjadi bahan belajarnya, dan menjadikan guru bukan
satu-satunya sumber belajar. (AR)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, tapi hindari spam ya...
Pastikan URL Anda tidak broken sebab penulis akan selalu mengunjungi Anda.
Terima kasih atas saran dan kritik Anda