Manado--Terdapat ‘aroma’ yang baru
pada siswa penerima beasiswa bidik misi. Para siswa tersebut kini tidak hanya
dapat mengikuti kuliah, tapi juga dapat berprestasi. Hal ini ditunjukkan pada
nilai Indeks Prestasi Kumulatif para siswa.
Saat bersilaturahmi dan berdialog
dengan para siswa penerima Bidik Misi di Universitas Negeri Manado Tomohon,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M.Nuh mendapati IPK siswa ada yang di atas 3
atau berkategori memuaskan,
Sabtu (24/11).
Indriani (18), salah seorang
penerima beasiswa Bidik Misi di Universitas Negeri Manado (Unima), Tomohon. Dia
mengambil program studi Ilmu Hukum, dan kini sedang menempuh semester tiga.
Berada pada kondisi seadanya, dengan biaya hidup Rp 600.000 yang dibagi dua
untuk biaya asrama sebesar Rp 300.000, dan Rp 300.000 untuk biaya hidup tidak
menyurutkan semangat Indriani untuk berprestasi. Terbukti, Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) yang dicapai Indriani adalah sebesar 3,75. IPK tersebut
tergolong pada tingkat sangat memuaskan atau cumlaude. “Saat ini saya semester
tiga dan IPK saya 3,75,” terang Indriani dengan tersenyum saat berdialog dengan
M.Nuh.
Indriani merupakan seorang anak
yatim yang ‘hijrah’ dari kampung halamannya, Kediri, Jawa Timur. Setelah
ditawari program Bidik Misi oleh guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
ditempuh di Jawa, Indriani nekat untuk memilih bersekolah di Manado
dibandingkan di daerah asalnya. “Di daerah saya, di Jawa memang banyak universitas
yang bagus tapi mahal. Saya yakin saja pasti di Manado saya bisa berprestasi,”
ujarnya terbata-bata.
Triana (18), mahasiswa semester tiga
prodi Teknologi Informasi dan Ilmu Komunikasi UNIMA juga salah satu penerima
Bidik Misi. Lahir dari anak ketiga dari tiga bersaudara, perempuan berambut
panjang ini juga mendapatkan IPK memuaskan yaitu 3,2.
Fendy (18), mahasiswa Fakultas
Bahasa dan Sastra jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Dia mendapatkan beasiswa
Bidik Misi dengan jalur undangan. Diakui Fendy, jumlah uang yang diterima dari
beasiswa Bidik Misi tidaklah cukup untuk biaya hidup sehari-hari namun
Fendy tetap semangat untuk menunjukkan prestasinya. Hal ini terlihat dari
IPK yang diraihnya yaitu sebesar 3,00 selama tiga semester.
Di akhir dialog, M.Nuh menunjukkan
apresiasi terhadap para penerima beasiswa Bidik Misi yang berprestasi tersebut.
“Kita sudah buktikan, kemiskinan tidak boleh menjadi penghalang untuk
berprestasi,” tegas Mantan Rektor ITS ini. “Mari kita ciptakan dari mustahil
menjadi mungkin, menjadi generasi pemungkin,” lanjutnya.
Bidik Misi merupakan bantuan biaya
pendidikan yang diberikan kepada para siswa miskin. Bantuan yang diberikan
sebesar Rp 6.000.000 per mahasiswa per semester yang terdiri dari bantuan biaya
hidup yang diserahkan kepada mahasiswa, dan bantuan biaya penyelenggaraan
pendidikan dikelola Perguruan Tinggi Negeri. Sebanyak 40.000 siswa miskin yang
telah terjaring dalam program Bidik Misi sejak diterapkan tahun 2010.
Universitas Negeri Manado sendiri sudah terjaring sebanyak 1.165 siswa miskin
dalam Bidik Misi.(GG)
Sumber : Kemendiknas
Artikel yg bagus dan bermanfaat. Silahkan kunjungi juga situs Okra kami. Tanaman anti diabetes dan kolesterol.
ReplyDelete