Usai menjadi pembina dalam apel
akbar dalam rangka memperingati hari lahir Nahdatul Ulama (NU) ke-90, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh melakukan sosialisasi Kurikulum 2013,
didampingi Menteri Agama Surya Dharma Ali. Peserta sosialisasi kurikulum adalah
pengurus NU, Pengurus Ma'arif, Kepala Sekolah, dan perwakilan siswa/santri NU
se-Yogyakarta. Kepada mereka, Mendikbud menjelaskan
Kurikulum 2013 dikonsep
untuk memperkukuh kompetensi
siswa dalam tiga hal, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
"Dari sisi konsep, setiap mata
pelajaran harus mempunyai kompetensi dari tiga hal tadi," ujar Mendikbud
di Aula Sasana Krida Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi DI
Yogyakarta, Rabu siang, (15/5).
Mendikbud mengatakan, Kurikulum 2013
juga disiapkan karena masih lemahnya pendidikan karakter sehingga terlihat
gersang secara sosial akibat adanya lemah etika dalam interaksi sosial.
"Kalau secara sosial gersang, maka nilai-nilai kemanusiaan akan sulit
tumbuh. Yang ada hanyalah kekerasan," tuturnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, konsep
Kurikulum 2013 dibuat setelah melakukan evaluasi ulang ruang lingkup materi. Di
antaranya meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan lagi dengan
siswa, serta menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional. Sehingga evaluasi ulang dalam kedalaman materi disesuaikan
dengan tuntutan perbandingan internasional. Salah satunya adalah dengan
mengutamakan proses pembelajaran yg mendukung kreativitas.
Dalam paparannya, Menteri Nuh
menjelaskan hasil penelitian yang diambil dari Dyers, I.H. Et al (2011),
Innovators DNA, Harvard Business Review. Dijelaskannya, 2/3 dari kemampuan
kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, sedangkan 1/3 sisanya
berasal dari warisan genetik. Sementara kebalikannya berlaku untuk kemampuan
intelejensia, yaitu 1/3 pendidikan, dan 2/3 sisanya dari warisan genetik.
Sehingga dalam Kurikulum 2013, siswa akan didorong untuk memiliki kemampuan
kreativitas yang diperoleh melalui observing (mengamati), questioning
(menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba) dan networking
(membentuk jejaring).
"Kami mohon para guru juga siap
diberikan pelatihan," tandas Menteri Nuh sebelum menutup paparannya dalam
sosialisasi kurikulum tersebut. (DM)
Sumber : Kemendiknas.com
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, tapi hindari spam ya...
Pastikan URL Anda tidak broken sebab penulis akan selalu mengunjungi Anda.
Terima kasih atas saran dan kritik Anda